I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Populasi Mendel terdiri dari satu kelompok individu yang berkembang biak secara seksual dan bersilang/ berpasangan secara acak. Populasi Mendel mewariskan alelnya dari satu generasi ke generasi berikutnya menurut hukum segregasi atau pemisahan dan pengelompokan bebas dari Mendel. Populasi dapat pula didefinisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk suatu lungkang gen (gen pool).
Lungkang gen adalah total seluruh gen yang ada dalam gamet dari suatu populasi tertentu. Individu-individu dalam populasi dapat keluar dan masuk, tetapi gen-gennya tetap ada sepanjang waktu. Gen-gen diatur kembali dari generasi ke generasi karena pemisahan dan pengelompokkan bebas dan pindah silang antara kromosom homolog. Kadang-kadang gen-gen dapat berubah karena mutasi. Frekuensi alele dapat ditentukan berdasarkan jumlah genotip yang berada dalam populasi.
Jika individu-individu dalam populasi mengadakan persilangan secara acak dan beberapa asumsi dipenuhi, maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gemetnya. Keadaan demikian disebut keseimbangan Hardy – Weinberg. Asumsi-asumsi dalam keseimbangan Hardy – Weinberg adalah: perkawinan secara rambang, tidak ada seleksi, tidak ada migrasi, tidak ada mutasi, tidak ada penghanyutan genetik rambang dan meiosis normal.
Kebanyakan sifat tanaman yang agroekonomis sangat penting dikendalikan oleh poligen, yaitu sejumlah gen yang terletak pada lokus yang berbeda, pengaruhnya kecil-kecil tetapi serupa dan kumulatif. Sifat tanaman demikian peka terhadap lingkungan, akibatnya sulit membuat klasifikasi yang tegas dari hasil segregasinya, karena variasinya kontinyu dari ekstrim kecil sampai ekstrim besar, pengamatannya diperlukan pengukuran-pengukuran.
Susunan gen di dalam individu sel disebut dengan genotip, sedangkan ekspresi genotip tersebut dinamakan dengan fenotip. Gen pengendali sifat tertentu diberi simbol huruf pertama dari sifat tersebut. Lambang huruf besar merupakan karakter dominan, sedangkan huruf kecil merupakan resesif. Contohnya gen T adalah simbol untuk sifat tinggi, sedangkan gen t untuk sifat pendek. Istilah dominan digunakan karena gen ini dapat mengalahkan ekspresi gen alel. Dalam contoh di atas, gen T mengalahkan ekspresi gen t, sehingga ekspresi tanaman yang bergenotip Tt adalah tinggi walaupun di dalam tanaman tersebut mengandung gen untuk sifat pendek.
Genotip makhluk hidup ada yang homozigot, misalnya TT atau tt ataupun heterozigot, misalnya Tt. Genotip TT dinamakan homozigot dominan, sedangkan tt dinamakan homozigot resesif. Adapun genotip Tt adalah heterozigot dominan karena gen T untuk tinggi menutupi gen t untuk pendek.
Alela atau alel merupakan gen-gen yang terletak pada lokus yang sama pada suatu kromosom dengan tugas berlawanan. Sebagai contoh, gen T yang sealel dengan gen t bertanggung jawab terhadap tinggi tanaman dan gen t justru bertanggung jawab terhadap pendeknya tanaman. Namun, jika suatu tanaman mengandung genotip Tt, sifat yang muncul adalah tanaman yang tinggi karena gen T dominan terhadap gen t. Alel terbagi menjadi 2 jenis :
a. Alel tunggal
Suatu alel dikatakan alel tunggal jika suatu genotip hanya membentuk suatu variasi gen sealel sehingga hanya muncul satu sifat.
b. Alel ganda
Suatu alel dikatakan alel ganda, jika suatu genotip membentuk lebih dari 2 variasi gen atau lebih dari 2 alel. Hal ini dapat terjadi akibat mutasi. Contoh sifat yang dikontrol alel ganda adalah golongan darah manusia sistem ABO dan warna bulu kelinci.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip; membuktikan hukum Hardy – Weinberg, serta mengukur sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif.
II. BAHAN DAN ALAT
A. Bahan
− Kedelai putih dan kedelai hitam
− Kancing baju warna coklat, kuning, putih
− Kacang tanah
B. Alat
− Timbangan
− Kalkulator
− Alat tulis
III. PROSEDUR KERJA
1. Percobaan pengambilan sampel pada kedelai
a. Disiapkan 2 kantong yang setiap kantongnya berisi kedelai hitam dan kedelai putih.
b. Diambil secara acak sebanyak 100 individu.
c. Dicatat genotip masing-masing individu.
d. Dihitung frekuensi genotip dan frekuensi alel.
e. Dianalisa dengan menggunakan uji X2.
2. Percobaan pengambilan sampel pada kancing baju
a. Disiapkan 1 kantong yang berisi kancing baju berwarna coklat, kuning dan putih.
b. Diambil secara acak dari setiap kantong dan dicatat genotipnya.
c. Pengambilan diulang sebanyak 200 kali.
d. Dihitung frekuensi genotip dan frekuensi alelnya.
e. Data dimasukkan dalam tabel yang tersedia.
f. Dianalisa dengan uji X2
3. Mengetahui bobot kacang tanah
a. Diambil individu secara acak dari populasi kacang tanah yang tersedia dan ditimbang.
b. Diulangi pekerjaan tersebut sebanyak 200 kali.
c. Diamati bobotnya dan dibuat grafik.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengambilan kancing 200 x
GG : Gg : gg = 1 : 2 : 1
Karakteristik yang diamati | ||||
C ( GG) | K (Gg) | P (gg) | Σ | |
O | 58 | 104 | 38 | 200 |
E | 50 | 100 | 50 | 200 |
O – E | 8 | 4 | - 12 | 0 |
(O – E)2 E | 1,28 | 0,16 | 2,88 | 4,32 |
X2 hit | 1,28 | 0,16 | 2,88 | 4,32 |
X2 tabel = 5,99
X2 hitung = 4,32
X2 hitung < X2 tabel = 4,32 < 5,99
Maka hipotesis diterima.
v p2 = Jumlah C = 58 = 0,29
∑ 200
2pq = Jumlah P = 38 = 0,19
∑ 200
q2 = Jumlah K = 104 = 0,52
∑ 200
v p = √ 0,58 = 0,76
q = 1 – p = 1 – 0,76 = 0,24
p2 + 2 pq + q2 = 1
v p2 = 0,29 x 100% = 29%
2pq = 0,52 x 100% = 52%
q2 = 0,19 x 100% = 19%
v C(GG) : K(Gg) : P(gg) = 29% : 52% : 19%
= 1 : 2 : 1
REVIEW HANYA SAMPAI DI SINI, SILAHKAN DOWNLOAD UNTUK MELANJUTKAN
Bermanfaat? silahkan click like :D
Mau tau kelanjutannya? silahkan click link download di bawah ini
Anda akan dibawa menuju ke halaman iklan, setelah 5 detik pada bagian pojok kanan atas akan keluar pesan SKIP AD.
Setelah SKIP AD di click anda baru akan dibawa menuju ke halaman download.
Harap maklum, ini guna menunjang kelangsungan blog ini :D
4 comments:
makasih buat postingnya, ijin mencari referensi ya.
silahkan dinikmati,, maaf sebelumnya postingannya semrawut coz dari file langsung dicopas gag diedit dulu hehehhe
gimana menentukan frekuensi alel 2 tahun kemudian??????????
kalau 2 tahun kemudian berarti kita perlu data pada 2 tahun kemudian.
apabila diketahui laju pertumbuhan penduduk mungkin bisa dicari tapi kalau cuma 2 tahun kemudian berarti kita hanya menerka - nerka tanpa tahu kondisi pasti 2 tahun mendatang.
Post a Comment