I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari sel sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan pembelahan sel, yang berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya.
Pada saat sel aktif membelah, kromosom akan relative mudah diamati dengan hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang sederhana.
Bahan standar yang biasa digunakan dalam pengamatan mitosis adalah sel-sel ujung bawang merah (Allium ascalonicum), sedangkan untuk pengamatan meiosis seringkali digunakan kotak sari atau bakal biji tanaman Lily. Kelebihan dari bahan-bahan tersebut adalah selain komposisi dinding selnya yang tersusun atas lapisan senyawa-senyawa yang relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna juga jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga pengamatan terhadap masing-masing fase yang sedang berlangsung relatif mudah dilakukan.
Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangbiakan sel (reproduksi sel) ada dua macam, yaitu secara mitosis dan meiosis. Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau uniseluler, proses ini bertujuan sama seperti tujuan perkembangbiakan, yaitu menghindari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler, reproduksi sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, dan perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup termasuk reproduksi sel, selalu membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari proses oksidasi zat-zat makanan yang akan menghasilkan adenosin tri-phosphat (ATP). ATP tersebut dihasilkan selama proses glikolisis dan daur krebs.
Setiap organisme berupaya agar jenisnya tetap lestari dengan cara melakukan reproduksi. Tubuh makhluk hidup dapat menjadi besar karena ada penambahan jumlah sel di dalam tubuhnya. Sel-sel hasil penambahan tersebut berasal dari reproduksi sel. Sel baru tersebut terbentuk dengan diawali oleh pembelahan inti lebih dahulu yang dapat dilihat dari perubahan kedudukan kromosomnya.
Ditinjau dari jumlah kromosom pada sel baru (sel anak), dibedakan dua tipe pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang nyata antara mitosis dengan meiosis, yaitu :
1. Pembelahan mitosis
a. Terjadi pada sel somatik.
b. Sel anak mengandung jumlah kromosom sama banyaknya dengan jumlah kromosom sel induk, yaitu 2n.
c. Terbentuk dua sel anak dari satu sel induk.
d. Pada tahap metaphase, setiap kromosom yang terdiri dari atas dua kromatid berjajar pada bidang ekuator.
e. Hanya terjadi satu kali pembelahan.
f. Berfungsi :
- untuk pertumbuhan
- pengganti sel yang rusak
- menjaga agar faktor genetik tetap.
2. Pembelahan meiosis
a. Terjadi pada gonad (alat reproduksi) ketika membentuk gamet.
b. Sel anak mengandung setengah jumlah kromosom sel induk atau haploid (n).
c. Terbentuk empat sel anak dari satu sel induk.
d. Pada tahap metaphase, setiap sepasang kromosom homolog yang terdiri dari empat kromatid berjajar pada bidang ekuator.
e. Terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis 1 dan meiosis 2.
f. Berfungsi untuk menjaga agar jumlah kromosom tidak berlipat ganda apabila terjadi fusi gamet jantan dan betina sehingga kelangsungan spesies terjaga.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengamati pembelahan sel secara mitosis pada ujung akar bawang merah (Allium ascalonicum).
II. BAHAN DAN ALAT
A. Bahan
- Ujung akar bawang merah (Allium ascalonicum)
- Larutan 0,002 M 8-Hydroxychinolin
- Larutan 45% asam asetat
- Larutan 1 N HCL
- Larutan Aseto Orcelin
B. Alat
- Cawan Petri
- Pinset
- Api Bunsen
- Gelas preparat
- Mikroskop
- Tabung reaksi
- Kuteks
- Kapas
- Tissue
- Alat tulis
III. PROSEDUR KERJA
1. Ujung akar bawang merah dipotong dan dimasukkan ke dalam larutan 0,002 M 8-Hydroxychinolin dan disimpan di dalam ruangan gelap dengan suhu 20oC selama 1 jam.
2. Fiksasi terhadap ujung akar bawang merah dilakukan dengan larutan 45% asam asetat selama 10 menit kemudian dimaserasi dalam larutan 1 N HCL + 45% asam asetat (3:1) pada suhu 600C kurang lebih 2-3 menit.
3. Bahan dipindahkan ke atas gelas preparat yang telah ditetesi aseto orcelin kemudian ditutup dengan gelas penutup, lalu dilakukan peremasan bahan dengan hati-hati (squashing). Selanjutnya dilewatkan diatas nyala api Bunsen.
4. Preparat diamati di bawah mikroskop
- Dicatat perbesaran yang digunakan.
- Dicari dan diamati fase-fase mitosis pada preparat yang dibuat, lalu digambar masing-masing fase tersebut.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pengamatan kromosom (pembelahan mitosis) pada ujung akar bawang merah :
REVIEW HANYA SAMPAI DI SINI, SILAHKAN DOWNLOAD UNTUK MELANJUTKAN
Bermanfaat? click like :D
Mau tau kelanjutannya? silahkan click link download di bawah ini
Anda akan dibawa menuju ke halaman iklan, setelah 5 detik pada bagian pojok kanan atas akan keluar pesan SKIP AD.
Setelah SKIP AD di click anda baru akan dibawa menuju ke halaman download.
Harap maklum, ini guna menunjang kelangsungan blog ini :D
0 comments:
Post a Comment